Kelembapan Udara Normal di Dalam Ruangan: Panduan Menjaga Kesehatan dan Kenyamanan Hunian
Pernah merasa udara terlalu kering atau justru terlalu gerah? Keduanya terjadi akibat perubahan kelembapan udara (humidity). Meskipun tidak terlihat secara kasat mata, tetapi humidity sangat penting dalam kehidupan manusia. Rumah butuh kelembapan udara normal agar terasa nyaman dan aman untuk kesehatan.
Ayo cari tahu lebih jauh terkait kelembapan, termasuk dampak hingga cara mengukurnya di sini!
Pentingnya Kelembapan Udara Normal
Udara yang bersih bukan hanya soal tidak ada polusi. Lebih dari itu, kelembapan yang sering kamu abaikan ternyata justru menjadi aspek penting dalam menjaga kualitas udara.
Definisi Kelembapan Relatif
Humidity artinya adalah jumlah kandungan uap air dalam udara. Saat suhu naik, maka udara semakin lembap dan sebaliknya. Dalam mengukur kelembapan ini, ada 2 opsi yang digunakan yakni kelembapan absolut dan kelembapan relatif.
Kelembapan absolut menunjukkan kandungan uap air dalam satuan gram/m3. Sementara kelembapan relatif (Relative Humidity/HR) menunjukkan persentase perbandingan uap air di udara dengan kemampuan maksimal udara dalam menampung uap di suhu tertentu.
Standar Angka Kelembapan Normal yang Ideal
Sebagai negara beriklim tropi, kelembapan udara normal di Indonesia adalah 70% - 90%. Humidity-nya memang terbilang cukup tinggi. Sementara itu, kelembapan udara ideal ruangan harusnya ada di kisaran angka 45% - 65%.
Dampak Kelembapan pada Kesehatan Penghuni
Kelembapan udara yang baik tidak hanya membuat rumah terasa nyaman, melainkan juga membantu menjaga kesehatan. Contohnya seperti kulit dan mata tidak kering, mengurangi alergi, terhindar dari masalah pernapasan, hingga mencegah pertumbuhan bakteri dan jamur.
Dampak Kelembapan Udara Terlalu Rendah dan Terlalu Tinggi
Apa yang terjadi jika air humidity tidak ideal? Tidak hanya soal kesehatan tubuh, hunianmu juga terancam sebagai korban.
1. Risiko Kelembapan Rendah
Humidity di bawah 40% membuat udara kering dan tidak nyaman. Akibatnya banyak bagian tubuh yang kadar kelembapannya berkurang ekstra, seperti:
- kulit menjadi sangat kering dan bisa terkelupas
- mata iritasi
- saluran pernapasan yang kering, sehingga rentan terkena virus dan infeksi.
2. Risiko Kelembapan Tinggi
Ruangan berbau apek dan udara terasa lengket bisa jadi ciri humidity tinggi. Kondisi ini berbahaya karena meningkatkan pertumbuhan jamur dan tungau sehingga memicu alergi dan iritasi pada saluran pernapasan atau kulit. Udara yang pengap juga bisa mengakibatkan masalah pernapasan.
3. Pengaruh Kelembapan pada Material Bangunan
Sayangnya, humidity tidak hanya berdampak pada tubuh manusia, tetapi juga memengaruhi struktur bangunan.
Contohnya, udara yang terlalu lembap memicu tumbuhnya jamur di lantai, dinding, dan atap sehingga menyebabkan dinding retak, muncul mold, dan cat mengelupas. Furnitur dari kayu dan barang berbahan kertas juga bisa rusak karena lembap.
Cara Mengukur dan Mengontrol Kelembapan di Rumah

Kunci menjaga humidity di dalam rumah tetap ideal adalah dengan melakukan pengukuran serta pengontrolan rutin. Bagaimana caranya?
Penggunaan Hygrometer untuk Pengukuran Akurat
Pada dasarnya ada 2 cara yang bisa kamu lakukan.
- Pertama, metode manual dengan meletakkan segelas air es di dalam ruangan dan membiarkannya beberapa menit. Jika muncul tetesan air atau embun di luar gelas, maka kelembapan tinggi.
- Kedua, cara yang efektif dan hasilnya akurat adalah memakai hygrometer. Ini adalah alat yang ukur humidity dalam bentuk persentase (RH). Kamu bisa menggunakan versi analog ataupun digitalnya. Cara pakainya juga mudah. Cukup letakkan hygrometer di ruangan untuk mengetahui persentase RHnya.
Tips Menurunkan Kelembapan
Bagaimana jika kamu hygrometer menunjukkan angka 90? Kelembapan udara 90 artinya udara sangat lembap sehingga kamu perlu upaya yang efektif untuk menurunkan kelembapan. Setidaknya, ada 2 opsi yang bisa kamu pertimbangkan.
- Pertama, cara non-elektronik yakni pakai kipas angin, membuka ventilasi, hingga memanfaatkan silica gel sebagai bahan pengering alami.
- Kedua, dengan alat elektronik yakni AC atau dehumidifier. Selain mendinginkan ruangan, AC modern juga punya mode Dry yang berfungsi untuk mengurangi humidity. Kelembapan ruangan ber-AC sendiri bervariasi mulai dari 30% hingga 60%.
Sementara itu, dehumidifier adalah alat spesial untuk menyerap kelembapan. Ada versi portable ataupun terpusat yang bisa kamu pakai. Kamu bisa pilih opsi mana saja sesuai kondisi dan kebutuhan.
Tips Meningkatkan Kelembapan
Jika rumahmu memiliki tingkat kelembapan udara di bawah 45%, maka cara paling cepat adalah menggunakan humidifier untuk meningkatkan humidity. Ini adalah alat khusus yang mengeluarkan uap air sehingga ruangan bertambah lembap.
Ada beberapa tipe humidifier di pasaran mulai dari ultrasonic hingga impeller. Bedanya pada bagaimana alat tersebut mengeluarkan uap airnya. Opsi lain, kamu bisa pakai air cooler yang sangat cocok untuk lingkungan super kering.
Sementara itu, pilihan yang lebih terjangkau dan bisa jadi solusi sementara adalah:
- Menjemur kain basah di dalam ruangan.
- Merebus air atau memasak.
- Meletakkan air dalam wadah dekat dengan sumber panas seperti radiator.
- Menanam tanaman hias yang bisa meningkatkan humidity seperti aloe vera, lidah mertua, sirih gading, peace lily, hingga pohon palem.
AC Ariston: Solusi Kontrol Kelembapan untuk Kenyamanan Optimal

Kamu mungkin tidak bisa berbuat banyak untuk membuat kelembapan udara normal di luar ruangan menjadi ideal. Namun, kamu bisa berupaya ekstra agar hunianmu punya kelembapan ideal.
AC Kios Ariston solusinya.
Pendingin udara satu ini hadir dengan mode Dry untuk mengurangi kelembapan di dalam ruangan. Selain itu, Kios Ariston dibekali dengan filter 6-in-1 yang memastikan udara sejuknya lebih bersih, sehat, dan segar. Fitur Smart Airflow & 4D Swing-nya juga membuat udara sejuk tersebar merata ke seluruh ruangan.
Kini, kamu bisa mengontrol dan menjaga kelembapan udara normal serta ideal sehingga hunian terasa nyaman dan sejuk. Bahkan ketika suhu dan kelembapan udara di luar ruangan tinggi sekalipun.